29/06/11

Pulpen dari bukit tinta


Assalamu 'alaikum Wr. Wb.
kpda yang membaca dengan secara terang atau dikegelapan dan dibalik punggung org lain..
saya punya cerita yang tidak sesuai dengan syarat tulisan tapi layaklah sebagai syarat bahasa lisan..
suatu kali seorang putra pembuat pulpen terbaik di seluruh negeri mendapat tugas dari ayahnya untuk mengisi tinta pulpen sang raja..
di iyakannya tugas itu dengan bangga dan berlalulah dari ayahnya..
setelah tiga langkah raksasa, si anak menemukan bukit tinta warna merah.. diisilah pulpen raja sampai penuh, lalu ia berjalan menuju rumah...
dijalan ia melihat papan besar dengan tulisan "dilarang" berwarna merah.. tapi tulisan itu pudar.. lalu dilapisinya tulisan itu. Setelah sampai huruf terakhir, habislah tinta yang ada di pulpen tsb... ia teringat pesan ayahnya agar mengisi penuh tinta pada pulpen raja, tidak jauh dari itu ia melihat bukit tinta warna biru.. lalu diisilah pulpen itu sampai penuh..
saat berjalan pulang, kembali ia menemui papan bertuliskan "jangan" berwarna biru dengan warna yg pudar.. kembali ia melapisinya dan tinta habis pada huruf terakhir...
tidak jauh ia melihat bukit tinta warna hitam... diisilah pulpen penuh dengan tinta hitam lalu ia berjalan pulang... ditemui kembali dijalan sebuah papan besar bertuliskan "tidak boleh" berwarna hitam dg warna yg pudar... kembali ia melapisinya dan tintanya habis pada huruf terakhir...
kemudian ia melihat bukit tinta warna kuning.. diisinya pulpen penuh tinta warna kuning lalu berjalanlah kembali ia untuk pulang...
dijalan kembali ia menemui tulisan "andaikan" dengan warna kuning yg pudar, lalu mulailah ia melapisinya...... ia kaget, diam, bisu cukup lama,ternyata pulpen yang digunakan mengeluarkan warna hitam bukan kuning... dg kebingungan diselesaikan tulisannya sampai tintanya habis.. kini tulisan yg sebelumnya berwarna kuning menjadi hitam...
bingung, ia pergi ke bukit tinta warna merah, diisilah pulpen itu lalu dicoba ditangannya dan hasilnya, warnanya hitam bukan merah,
begitu pula yg terjadi pada bukit biru, warna yang dihasilkan hitam, bukan biru...
------------------------------------------------------------------------------------
walau begitu ia tetap mengisinya penuh lalu pulang,
sesampai dirumah diceritakan semua peristiwa yg dialaminya kpd ayahnya...
ayahnya tersenyum... kemudian anaknya itu disuruh mengisi pulpen itu dg tanah tinta yang diinjaknya..tanah tinta yg sama dengan yg ia lalui selama menuju bukit-bukit tinta saat mengisi pulpen.. lalu dicobanya menulis ditangannya... "putih"
------------------------------------------------------------------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar