31/03/10

The Dancing Father


Sebagai pengingat, tulisan ini ditulis 7 jam sebelum UTS Geomorfologi Indonesia dan informasi yang lain "kemalesan" semakin hari semakin tumbuh subur. Males menurut FAS (2010) merupakan gejala yang timbul untuk tidak segera menyelesaikan masalah yang sedang dan/atau akan di hadapi. Masalah sendiri menurut dosenku adalah kesenjangan, kesenjangan antara yang seharusnya dengan kenyataan. Namun itu hanya seperti pengucapan "peta bukan peta", atau "sseelamat pagi saudara" yang merupakan infiltrasi dari Horizon A sampai Horizon Z, horizon yang belum lama ini baru ditemukan.

Faktor males dapat datang kapan saja dan dari mana saja, dalam hal ini faktor tersebut dibedakan menjadi faktor eksogen dan faktor endogen. Faktor eksogen datang dari luar tubuh kita, misalnya desa dan kota akan berpengaruh terhadap tingkat kemalesan seseorang. Desa dan kota secara langsung menimbulkan efek 5dimensi kepada tubuh kita. Tubuh kita akan seperti komputer dengan macros dimana-mana, Ctrl+T untuk tidur, Ctrl+K untuk kuliah, Ctrl+N untuk ngopi dan yang lainnya. Macros2 tersebut tidak sengaja akan dipencet oleh siapa saja termasuk masyarakat desa-kota atau teman kita sendiri sehingga secara tidak sadar kita akan menjalankannya.

Faktor endogen datang dari tubuh kita, faktor tersebut dipengaruhi adanya pengangkatan maupun pelipatan yang datang akibat aktivitas-aktivitas dari lempeng2 yang ada di tubuh kita seperti lempeng niat, perasaan, naluri, nafsu, dan lempeng yang lain. Lempeng2 tersebut dapat bergerak kapan saja dan tidak dapat diperkirakan, bisa saja jika ada aktivitas dari lempeng-lempeng tersebut kita akan merasa seperti ada anak kecil di pundak kita. Faktor endogen tidak selalu dapat menimbulkan males karena kita mengontrol sepenuhnya, perbandingannya dengan faktor eksogen adalah 0% :110%.

Dengan demikian males tidak datang karena niat dari pelakunya, tapi juga karena ada kesempatan. Kesempatan tersebut muncul karena adanya masalah yang kita terlalu jauh dalam menghipotesisnya, atau kita hanya mengerjakan sampai hipotesis saja tanpa memberikan pembahasan atau kesimpulan. Ini seperti ungkapan salam kepada setiap orang atau memberi nama samaran pada orang lain atau diri kita sendiri. Solusi terbaik saat terjangkit males adalah segera lakukan dan selesaikan masalah tersebut, jangan suka menunda2 kewajiban, buat rencana yang jelas, dan pikirkan sesuatu yang menyenangkan dari sekeliling males itu. Tetapi tindakan mencegah pasti lebih baik daripada mengobati.